Senin, 22 November 2010

Deterjen yang aman untuk Cloth Diaper

Berikut ini adalah laporan hasil survey deterjen di-pasar yang tidak aman dan yang 'sementara' aman untuk popok kain modern.

Pedoman:Mencari deterjen biodegradable ramah lingkungan yang biasa-biasa saja
Tidak mengandung: bleach, enzym, softener, pencerah optik sinar matahari, pencerah warna pakaian

Hasilnya...

Deterjen yang tidak aman:
Rinso Matic 1kg 23450 (mengandung enzym) tidak aman
So Klin Bio matic 1kg Rp 19970 (mengandung enzym) tidak aman
So Klin softener 10970 (mengandung Softener) tidak aman
Deterjen Carefour enzym 1kg Rp 13200 (mengandung enzym) tidak aman

Surf Lime (mengandung Optical Brightener/Oxigen) tidak aman
Surf Putih (mengandung Optical Brightener/Oxigen) tidak aman
Rinso Colour and Care 800gr Rp 11290 (mengandung Optical Brightener) tidak aman

Rinso Molto Ultra Rp 12360 (mengandung Softener dan Enzym) tidak aman
Rinso anti noda(mengandung Enzym) tidak aman
Total Pelangi 900gr Rp 11700 (mengandung Optical Brightener) tidak aman
Total Putih 900gr Rp 9500 (mengandung Optical Brightener dan Softener) tidak aman
B29 Pink powder + softener 800gr RP 11740 (mengandung Softener) tidak aman

Bu Krim 5000 lemon 550gr Rp 4590, (mengandung Optical Brightener) tidak aman

Deterjen yang sementara aman*:Daia Bunga 900gr Rp 9000 (berhadiah mangkok), sementara aman
Daia Lemon 900gr Rp 9000 (berhadiah mangkok) , sementara aman
Attack Clean Maximiser 450gr Rp 8200, sementara aman
Attack Easy 700gr Rp 10890, sementara aman
Rinso Excel 1kg Rp 19900, sementara aman
B29 Water guard 1800gr Rp 18690, sementara aman
B29 Rose Rp 10690, sementara aman
Deterjen bubuk carefour 500gr Rp 3450, sementara aman
Viso 900gr Rp 9450, sementara aman
Deterjen BOOM putih 550gr Rp 4790, sementara aman


* Perhatian bahwa pabrik deterjen tidak memberikan info detail kandungan aktif dalam produk mereka dan seringkali merubah komposisi bahan aktif dalam produk mereka setiap saat, sehingga Bunda/Ayah perlu mengecek ulang kandungan aktif pada kemasan deterjen saat membeli.




REPOST:: Tipe Bahan Cloth Diaper

Tahukah anda dengan jenis-jenis bahan yang digunakan untuk cloth diaper?

Tidak  semua jenis cloth diaper itu sama. Jika anda bertanya-tanya mengapa ada jenis cloth diaper mahal harganya, dan ada pula yang murah, kita bisa menilai dengan mengetahui jenis material yang digunakan untuk menghasilkan cloth diaper tersebut.
Kita mungkin pernah dengar tentang microfiber, cotton, bamboo, fleece dan sebagainya saat mencari informasi tentang cloth diaper. Mari kita meninjau lebih mendalam mengenai jenis-jenis bahanl dan kain yang umum digunakan, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing:

1. PUL (POLYURETHANE LAMINATE)
 Terbuat dari kombinasi kapas, polyester atau kapas/ campuran poly. Bahan ini digunakan sebagai lapisan luar Tahan air (Waterproof) cloth diaper seperti untuk pocket diaper, AIO/AI2 dan juga diaper cover.Kelebihan: “Breathable” (bukan seperti lapisan plastik yang tidak ada sirkulasi udara).

2. FLEECE/MICROFLEECE
Bahan sintetik ini (100% polyester) umum digunakan sebagai lapisan inner pocket diaper, AIO/AI2 dan diaper cover. Diaper liners juga ada diperbuat daripada fleece (untuk diletakkan di atas cloth diaper sebagai lapisan “stay dry” dan untuk mempermudah pembuangan air besar bayi dari CD).Fleece ada berbagai kualitas. Kualitas paling bagus adalah “Polar Fleece”.Kelebihan: Amat lembut untuk digunakan atas kulit bayi, menyerap   air ke lapisan bawah secara efektif dan menjadikan kulit bayi tetap kering selama memakai cloth diaper (wicking properties), “breathable”, mudah dicuci, cepat kering, “stain-resistant”.

3. MICROFIBER
 Material ini umum digunakan sebagai inserts, dan ia adalah kombinasi polyester dan polyamide (bahan sintetik). Bahan ini seperti bahan yang digunakan untuk membuat handuk mandi. Kelebihan: Agak murah, mudah diperoleh, mempunyai daya serap yang bagus, menyerap cairan dari permukaan kulit dengan baik dibanding bahan lain (wicking properties).

4. BAMBOO
Bahan diperbuat dari tanaman bamboo ini semakin popular untuk pembuatan cloth diaper. Digunakan sebagai material asas cloth diaper seperti fitted diaper, lapisan dalam pocket diaper dan juga sebagai insert.Kelebihan: Bahan yang “breathable” (sejuk untuk pemakaian di cuaca panas), lembut, menyerap cairan lebih baik dibanding microfiber (lebih sesuai untuk penggunaan waktu malam), mempunyai sifat anti-bakteria, bahan alami,  ramah lingkungan dan “sustainable” (bamboo tidak menggunakan pestisid, senang & cepat ditanam).Kekurangan: Memerlukan “prewash” yang lebih banyak (lebih 6 kali) sebelum digunakan untuk memastikan daya serap yang tinggi, sewaktu prewash juga tidak boleh dicuci dengan kain lain, harga yang lebih mahal.

5. HEMP
Terbuat  dari kayu tanaman hemp. Lazim digunakan sebagai bahan baku untuk fitted diaper, lapisan atas pocket diaper dan sebagai insert.Kelebihan: Tahan lama, tetap lembut walaupun penggunaan terus menerus, daya serap yang lebih tinggi dibanding microfiber (lebih sesuai untuk penggunaan waktu malam), bahan yang alami (lebih environmental), mempunyai sifat anti-bakteria alami, sesuai untuk pemakaian di cuaca dingin ataupun panas.Kekurangan: Memerlukan “prewash” yang lebih banyak untuk membuang “natural oils” yang ada di dalamnya, agak lama untuk dikeringkan, lebih sukar diperoleh, harga yang jauh lebih mahal.

ZIGIE ZAG

PRODUK ASLI BUATAN INDONESIA

ZigieZag (ZZ) Cloth Diapersinfo produk :

* Disain yg menarik dengan bahan teknologi tinggi
* Popok dibuat dari bahan yang lembut, cepat kering, ringan dan mudah dalam perawatan.
* Dengan mudah, selipkan bahan microfiber atau baby terry ke dalam kantong
* Bukaan pada bagian kaki yg nyaman mencegah kebocoran
* Ukuran yang dapat disesuaikan terhadap bayi Anda. Lipat bagian depan untuk bayi yang lebih kecil
* Penggunaan dalaman baby terry (keduanya) akan menahan pipis hingga 4 jam
* Penggunaan dalaman microfiber akan menahan pipis hingga 3-4 jam tergantung jumlah pipis bayi.
* Cocok untuk penggunaan siang hari




ukuran      : semua ukuran (bayi baru lahir hingga 18 kg)
ketahanan : hingga 2 tahun (jika mengikuti petunjuk perawatan)

petunjuk perawatan :pemakaian pertama: cuci dan keringkan selama 3 (tiga) kali cuci tangan / mesin, tidak pakai pemutih, tidak pakai pelembut, tidak disetrika

REPOST :::Jenis-jenis Cloth Diaper

Cloth Diaper ada berbagai jenis, di bawah ini adalah adalah macam2 cloth diaper dan perangkatnya :
1. AIO – All-In-One diaper: Diaper jenis ini tidak perlu menggunakan lapisan penyerap/absorbent material tambahan. Lapisan penyerapnya dijahit menyatu pada diaper. Jenis ini yang paling menyerupai disposable diaper karena merupakan one-piece diapering system. Perbedaannya hanya, diaper ini bisa dipakai ulang. Kelebihannya adalah, karena one-piece maka sifatnya praktis dan mudah digunakan. Kita tak harus membawa-bawa kain penyerap terpisah bila bepergian. Kekurangannya adalah, lebih lama kering bila dijemur karena punya lapisan penyerap yang tebal. Kekurangan lainnya lebih sulit dibersihkan dibandingkan cloth diaper jenis lain. Variasi lebih lanjut dari AIO adalah AI2.

2. AI2 – All-In-Two: material penyerap tidak dijahit menyatu dengan diaper. Bahan penyerapnya adalah satuan, terpisah dan tidak menempel pada diaper. Penggunaannya dilampirkan di atas diaper. Jenis ini agak serupa juga dengan Pocket Diaper yang merupakan two-piece diapering system. Perbedaannya adalah, dalam diaper jenis Pocket, bahan penyerap dimasukkan ke dalam pocket/ kantong, sedangkan dalam AI2 bahan penyerap hanya disampirkan saja ke atas diaper. Kelebihannya: lebih cepat kering dibandingkan dengan AIO. Kekurangannya tentu saja agak kurang praktis dibanding AIO karena mesti membawa lapisan penyerap terpisah.

3. Pocket Diapers: Popok dengan system kantong ini hampir serupa dengan AIO atau AI2. Lapisan luar (outer) terbuat dari bahan yang waterproof dan lapisan dalam (inner) terbuat stay-dry material seperti microfleece atau suede. Perekatnya bisa berupa snap/kancing atau Velcro (klo kubilang kreketan). Perbedaannya, clodi jenis ini mempunyai pocket/ kantong untuk memasukkan doubler/insert pada saat popok digunakan, dan insertnya bisa dikeluarkan pada saat pencucian. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa sistem pocket ini merupakan terobosan paling inovatif dalam dunia per-clodi-an. Saat ini, pocket diaper nampaknya jadi pilihan yang paling popular di antara clodi jenis lain. Kelebihannya: bahan pengisi pocket bisa ditentukan sesuai keinginan, lebih mudah dicuci dibanding AIO karena insert bisa dipisahkan, kelihatan trim/ramping bila dipakai bila tidak terlalu banyak insert yang dimasukkan. Kekurangannya: membutuhkan insert sehingga tidak sepraktis AIO, dapat kelihatan bulky/gembung bila terlalu banyak insert yang dimasukkan.

4. Fitted Diapers: Fitted diapers bentuknya agak serupa dengan disposable diapers. Bentuknya sudah jadi, sehingga tidak melipat-lipat dulu spt prefold diaper. Model ini dilengkapi dengan bagian elastic pada bagian belakang dan lingkar paha (tidak seperti Contour Diaper yang tanpa bagian elastik). Pemakaiannya mesti memakai diaper cover di luar karena tidak waterproof. Selain itu juga direkatkan dengan Velcro dan kancing. Fitted diapers bisa dikatakan bentuk lebih lanjut dari pre-fold diaper tapi lebih ringkas penggunaannya karena bentuknya sudah jadi.

5. Flats– one-layer : popok kain biasa yang lazim digunakan di Indonesia. Biasa dipakai untuk newborn baby.6. Pre-folds: Kain berbentuk persegi--bisa terbuat dari bermacam bahan yang adem dan menyerap-- yang dilipat-lipat menyerupai popok. Bedanya dari flat diaper, prefold adalah multiple layer diapers dengan layer/lapisan yang lebih tebal di bagian tengah untuk menyerap pipis. Ketebalan layer/lapisan tergantung dari banyaknya lipatan atau tergantung dari seberapa lebar kain yang digunakan. Pre-folds 4×8x4 berarti terdiri dari 4 lapisan di kedua sisi, dan 8 lapisan di tengah. Dibutuhkan peniti untuk memasangnya. Kelebihan flats dan prefold adalah: ekonomis karena termurah dibanding popok kain jenis lain, mudah dibersihkan, dan cepat kering karena tipis. Kain persegi ini juga bisa difungsikan sebagai lapisan penyerap tambahan (soaker) atau sebagai bahan pengisi pada popok jenis pocket (pocket stuffer). Kekurangannya: kurang praktis karena harus melipat-lipat dahulu dan harus memakai peniti. Mudah tembus, karenanya dibutuhkan diaper cover yang bersifat water-proof.

7. Diaper Cover: Pembungkus popok yang berfungsi sebagai lapisan luar yang anti tembus/water-proof. Bisa terbuat dari bermacam bahan seperti polyester, Polyurethane Laminate (PUL), waterproof nylon, fleece atau wool. Perekat cover ini bisa berupa kancing, kreketan atau berbentuk celana pull-up.8. Doubler: adalah lapisan penyerap tambahanan untuk memperbesar daya tampung diaper saat diperlukan perlindungan ekstra. Misalnya pada saat malam hari..

9. Soaker: Istilah soaker dapat merujuk pada 2 hal. Pertama, ia dapat berarti lapisan penyerap di bagian tengah diaper. Soaker dapat dijahit ke dalam diaper (seperti pada AIO), dapat dijahit separuh hingga membentuk flap (eg. celana berlidah ), dapat sebagai insert/bahan isian pocket diaper, atau dapat diletakkan begitu saja dalam diaper. Pengertian yang kedua, soaker dapat menunjuk kepada diaper cover berbahan wool.

10. Liner: adalah lapisan tipis dari kain atau kertas yang ditempatkan ke dalam diaper untuk mempermudah pembersihan diaper bila terkena poo. Poo yang menempel pada liner dari kertas bisa langsung dibuang atau disiram ke dalam toilet langsung bersamaan dengan linernya. Sedangkan liner dari kain harus dicuci. Penggunaan liner mempermudah proses pencucian karena melindungi diaper dari terkena noda poo secara langsung.

Beralihlah ke Clodi

Clodi
Popok modern biasa disebut cloth diaper atau clodi atau CD. Coth diaper adalah popok kain berkantong yang memerlukan lapisan penyerap (insert) setiap kali pemakaian pada buah hati orang tua. Clodi terbuat dari bahan-bahan berkualitas baik yang dapat menyerap cairan dan membuat permukaan tetap kering sehingga bayi bebas ruam. Lapisan Inner clodi terbuat dari bahan suede cloth atau fleece yang sangat lembut, ,menyerap cairan dengan cepat dan tetap membuat permukaan inner tetap kering. Lapisan outer cloth diaper terbuat dari bahan waterproof sehingga meminimalkan kebocoran. Jika bunda sudah memutuskan untuk beralih dari popok sekali pakai ke cloth diaper maka keputusan yang diambil sudah sangat bijaksana....  
Go green and Be Healthy
Banyak yang percaya bahwa kenyamanan dan kesehatan adalah salah satu alasan yang terpenting,untuk memilih popok kain! Popok kain terbuat dari bahan yang lembut, dan bersirkulasi udara yang memberikan anak anda rasa lembut dan nyaman. Banyak popok kain juga memiliki bahan bagian dalam yang mampu menyerap kelembaban untuk memberikan rasa tetap kering di pantat bayi. Popok kain tidak memiliki plastik yang menggesek kulit seperti banyak terjadi pada popok sekali pakai. Pernahkah bunda memperhatikan iklan popok sekali pakai? Bagian luar yang “seperti kain” – mereka juga menyadari bahwa yang paling nyaman adalah dengan menggunakan kain!
Popok sekali pakai mengandung bahan kimia, kertas plastik, dan tercatat menimbulkan masalah kesehatan yang serius yaitu reaksi alergi
Sebagai tambahan, ketika bunda membandingkan daya serap antara popok kain dan popok sekali pakai, maka popok kain memiliki daya serap yang sedikit lebih rendah. Ini adalah hal yang baik! Popok kain mulai basah/lembab rata-rata setelah 4 jam dipakai sedang penyerap ultra pada popok sekali pakai menyembunyikan kelembaban/kebasahan. Artinya anak-anak akan lebih sering mengganti popok kain daripada anak-anak yang menggunakan popok sekali pakai (yang berarti duduk di atas kotoran mereka sendiri lebih lama).
Setiap anak memiliki perbedaan toleransi terhadap produk pospak, bundalah yang paling mengerti keadaan sikecil dan memutuskan popok mana yang cocok untuk buah hati tercinta. 
Ekonomis, Higienis, Healthy, Go green
Penggunaan popok kain lebih ekonomis dibandingkan popok sekali pakai. Meskipun biaya awal popok kain lebih mahal, tapi anda orang tua akan menghemat banyak karena popok kain dapat bertahan bertahun-tahun. Tidak hanya bertahan lama, tapi popok kain semakin lama semakin baik, karena semakin sering dicuci maka semakin kuat pula daya serapnya, dan hal ini tidak akan kita dapatkan dari popok sekali pakai. Sebagai tambahan, bila digunakan sesuai aturan popok kain dapat disimpan untuk adik-adiknya kelak. 
MOms..Bunda...Ibu..Mama....
Mari berhitung pemakaian popok si mungil!!! Menurut survey, rata-rata bayi memerlukan 7.000 buah popok sekali pakai dari lahir sampai umur 2 tahun. Harganya bervariasi dari yang murah sampai yang mahal. Mari kita anggap 1 buahnya Rp 1.600. Berapa yang harus di keluarkan untuk 1 anak? Rp 11.200.000!!! Ditambah lagi biaya untuk membeli cream untuk mengobati ruam popok. Semua uang yang dikeluarkan berakhir menjadi sampah yang baru akan terurai 500 tahun! Jika memakai cloth diaper satu ukuran (S,M, dan L dalam satu) sejumlah 12 buah cukup untuk pemakaian full time sampai usia 2 tahun. Ayah Bunda bisa berhemat banyak dan bisa "diwariskan". Coba hitung, berapa yang Ayah Bunda hemat untuk 2 orang anak ? 3 anak? dst.......


*editan dari berbagai sumber lain...

Repost::>Popok Sekali Pakai bisa menyebabkan Pria mandul

Hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan, Senin, (25/9)mengungkapkan, popok sekali pakai atau diapers dapat menjadi penyebab meningkatnya kasus infertilitas (kemandulan) dan kanker testis pada pria.
Para dokter dari bagian pediatrik endokrinologi Universitas Kiel di Jerman Utara mengatakan, popok sekali pakai yang dilapisi plastik dapat menyebabkan terbentuknya panas di sekitar testis, sehingga mungkin akan menghambat pertumbuhannya pada tahap yang penting dalam pertumbuhan anak.

Mereka meneliti temperatur kantung kemaluan 48 anak laki-laki, yang berusia mulai dari baru lahir hingga empat tahun tujuh bulan, dengan menggunakan pengukur suhu berukuran kecil dan tidak mengganggu suhu ketika pemeriksaan .

Penelitian itu berlangsung selama lebih dari dua kali 24 jam, dengan menggunakan popok katun yang dapat dipakai ulang, dan kemudian dengan menggunakan popok sekali pakai.

Suhu kulit kantung kemaluan meningkat secara signifikan -- hingga satu derajat Celsius (2.1 derajat Fahrenheit) di atas suhu tubuh -- ketika popok sekali pakai digunakan. Suhu tertinggi ditemukan pada para bayi yang lebih muda.

Para peneliti menganggap "peningkatan suhu testis dalam jangka waktu cukup lama" pada masa awal kanak-kanak dapat  menjadi faktor penting rendahnya jumlah sperma -- suatu fenomena yang meningkat di negara-negara maju sejak 25 tahun terakhir, sepertihanya kasus kanker testis.

Mereka mengakui mekanisme penyebab ketidaksuburan hingga kini masih belum jelas.

"Tampaknya mungkin saja kenaikan suhu testis dalam jangka panjang dan berkelanjutan hingga satu derajat Celsius dapat mempengaruhi kematangan testis pria dewasa," kata mereka.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa faktor suhu adalah hal yang penting dalam perkembangan testis secara normal dan jumlah sperma yang baik.

Tingginya suhu testis bahkan untuk jangka waktu yang pendek - seperti saat berada di sauna atau karena demam - dapat mempengaruhi kesuburan.

Faktor lain yang dicurigai sebagai faktor penyebab ketidaksuburan adalah pakaian dalam yang ketat, gaya hidup yang kurang aktif atau banyak duduk, adanya hormon sintetik dalam lingkungan atau kekurangan mineral selenium dalam makanan.

Para ahli juga mengungkapkan niatnya untuk meneliti kesuburan pada pria dewasa muda dari Jerman Timur dan Barat.

Di bekas Jerman Timur, anak-anak dilatih untuk pergi ke toilet pada usia lebih dini dibandingkan dengan anak-anak di Jerman Barat. Mereka juga biasa mengenakan popok katun, sementara rekan mereka di Jerman Barat kebanyakan menggunakan popok sekali pakai.

Hasil penelitian itu dimuat dalam jurnal Archives of Disease in Childhood (Arsip Penyakit Anak-Anak) yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Inggris (BMA).
Sumber : Kompas, 26 September 2000

Celana Bayi penganti Pampers

Beberapa waktu lalu, dunia resah dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Jerman mengenai efek buruk disposable diaper terhadap bayi laki-laki dan lingkungan. Efek kemandulan yang menimpa 75% pria Inggris yang lahir di tahun tak lama setelah Pampers ditemukan oleh Victor Miller, menjadi topik utama perbincangan hangat di masyarakat.
Walhasil, masyarakat pun berbondong-bondong kembali ke popok kain. Akan tetapi, ternyata masalah lain pun muncul. Ketika musim dingin tiba, orangtua kewalahan menghadapi bayinya yang sering pipis. Mereka mengalami dilema antara kembali ke disposable diaper atau tidak.
Akhirnya, masalah itu segera dapat diatasi. Pada 2006, ketika clodi pertama kali diperkenalkan di Amerika, produk ini langsung booming. Para ibu menyambutnya dengan antusias. Tak heran jika produk ini pun ludes dalam waktu sekejap.

Apa Sih Clodi itu?
Clodi atau Cloth Diaper yang artinya popok kain, tidaklah sama dengan popok kain tradisional yang Anda kenal. Bentuknya pun unik dan lucu. Sama seperti celana bayi biasa, tetapi memiliki kancing, atau strap dari velcro.
Popok yang lebih tepat disebut celana ini, dilengkapi sebuah penampung cairan (disebut insert) yang bisa diganti beberapa kali. Umumnya, clodi ini bisa digunakan 3 sampai 5 jam, bergantung pada masing-masing bayi, apakah sering pipis atau tidak.
Daya serapnya yang tinggi bisa dijadikan solusi pengganti Pampers yang aman dan ramah lingkungan. Clodi bisa dijadikan solusi agar bayi bisa tidur dengan tenang di malam hari dan ketika bepergian. 
Berbagai Merek Clodi 
Ada berbagai macam merek clodi. Namun, sebagian besar adalah produk impor. Beberapa merek impor yang memiliki kualitas bagus dengan daya serap tinggi antara lain Diapers, Bumgenius, dan Rumparooz yang masing-masing adalah produk keluaran Amerika Serikat. Dari Singapura pun ada, mereknya Bumwear yang kualitasnya tak kalah bagus dengan produk Amerika.
Cina pun tak ketinggalan mengeluarkan Coolababy yang memiliki harga lebih terjangkau (dibanding produk impor lain), tetapi memiliki kualitas yang tak kalah bagus.

Bagaimana dengan merek dalam negeri? 2010 merupakan tahun munculnya clodi Indonesia. Berbagai macam merek dalam negeri pun bermunculan, antara lain Baby-Oz, GG, Ziggie Zag, dll.
Baby-Oz, misalnya, adalah produk yang bahannya terbuat dari suede cloth yang memiliki kelebihan mudah dibersihkan dan cepat meresapkan cairan. Namun sayangnya, bahan insert (penampung cairan) produk ini menggunakan kain katun. Sehingga, tidak dapat menampung cairan dalam jumlah banyak.
Namun, jangan khawatir, jika menggunakan produk ini, Anda hanya perlu menambahkan microfiber atau double insert agar tahan digunakan hingga 4 jam.  
Mahal atau Murah?
 Sayang sekali harga untuk satu clodi produk impor bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Sementara, produk dalam negeri, harganya memang lebih murah namun tetap kurang terjangkau untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah. Kisaran harga satu clodi dalam negeri antara Rp60.000,- sampai dengan Rp75.000,- bergantung merek, ukuran, dan bahan. 

Biasanya, konsumen produk ini membeli karena alasan investasi. Bukankah clodi terkenal awet sehingga bisa dipakai sampai beberapa tahun kemudian, ketika memiliki bayi lagi? 

Nah, bagi Anda yang tidak ingin repot dengan popok kain tradisional, tetapi mengharapkan popok yang memiliki kemampuan hampir sama dengan disposable diaper, aman, dan ramah lingkungan, ada baiknya mencoba produk ini.
Popok yang lebih layak disebut celana bayi ini bisa dijadikan solusi saat Anda membawa bayi bepergian. Yang jelas, Anda tidak perlu pusing lagi dengan efek buruk yang ditimbulkannya, karena clodi ini dijamin ramah lingkungan dan sehat. 

By:anne ahira

Dampak Penggunaan Disposable Diaper Bagi Kesehatan dan Lingkungan

Sebagai calon orang tua,  salah satu yang perlu anda putuskan adalah apakah buah hati anda kelak akan menggunakan disposable diaper ataukah cloth diaper. Apa yang anda putuskan akan memberikan dampak baik dari segi kesehatan maupun finansial, sebab bayi anda akan menghabiskan 25.000 jam bersama diaper dan butuh 6.000 kali penggantian pada tahun pertamanya. Artikel ini akan membahas kandungan kimia yang terdapat pada disposable diaper yang tentunya dapat memberikan efek yang tidak sedikit bagi buah hati anda, semoga bermanfaat.

Disposable diaper atau popok sekali pakai  terdiri dari bahan-bahan kimia berbahaya, di antaranya adalah Sodium Polyacrylate. Sodium Polyacrylate memang bisa bekerja sebagai super absorbent yang hebat, bahan yang berbentuk serbuk sebelum dicampurkan pada lapisan dalam disposable diaper memiliki daya serap lebih dari 100 kali dari beratnya di dalam air. Bahan kimia inilah yang mengubah cairan menjadi gel yang akan menempel di kulit bayi dan menimbulkan reaksi alergi. Disamping itu, bahan ini juga dicurigai sebagai biang keladi iritasi kulit dan demam. Ketika disuntikkan pada tikus percobaan menimbulkan hemorhage, kegagalan kardivaskuler, bahkan kematian. Anak-anak bisa terbunuh jika menelan 5 gram Sodium Polycrylate. Selain itu, bahan ini juga merusak daya tahan tubuh dan menurunkan berat badan para pekerja pabrik yang memproduksinya.
Bahan kimia lain yang berbahaya adalah dioxin. Dioxin dihasilkan dari proses produksi pemutih kertas. Sementara itu proses produksi disposable diaper menggunakan dioxin dalam bentuk gas klorin. Dalam artikel yang berjudul “Whitewash; Exposing the health and environmental dangers of woman’s sanitary product and dsposable diaper - what you can do about it”, Liz Amstrong dan Adrienne Scott menyatakan kebanyakan industri kertas melakukan proses pemutihan dengan menggunakan pulp whiter daripada klorin. Penyebabnya tak lain adalah bahan kimia yang termasuk dalam organoklorin (termasuk di dalamnya dioxin) ini sangat beracun dan bersifat persisten (menetap dalam tubuh).
Tributyl Tin (TBT) juga termasuk bahan yang digunakan dalam produksi disposable diaper. Bahan kimia ini selain menyebabkan pencemaran lingkungan juga di samping sangat beracun. Penyebarannya bisa melalui kulit, jadi bisa dibayangkan tingkat bahayanya kalau kulit bayi yang sensitif memakai diaper yang mengandung TBT. Karena saking beracunnya bahan kimia ini dalam konsentrasi yang sangat kecil pun bisa mengakibatkan gangguan hormon disamping mengganggu sistem kekebalan tubuh. Tak tanggung-tanggung, orangtua yang memiliki bayi laki-laki perlu waspada karena bahan ini bisa menyebabkan kemandulan . Ginny Caldwell dalam artikelnya yang berjudul "Diapers, Disposable or Cotton?", menyatakan bahwa kerusakan dalam sistem saraf pusat, ginjal dan lever bisa disebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya yang ditemukan dalam disposable diaper.
Pada tahun 1999 The Archive of Environtmental Health melaporkan sebuah studi yang dilakukan oleh Anderson Laboratories. Dalam studi tersebut mereka membuka kemasan diaper lalu meletakkannya di dekat tikus-tikus percobaan. Tikus-tikus yang terekspos diaper tersebut menderita bronchoconstriction yang menyerupai serangan asma. Tak hanya itu, tikus-tikus tersebut juga mengalami iritasi mata, kulit dan tenggorokan. Di dalam sebuah ruangan yang luas sekalipun emisi dari disposable diaper cukup mampu membuat tikus-tikus ini terserang asma. Bahan kimia yang ditemukan dalam disposable diaper yang mampu menyebabkan iritasi tenggorokan antara lain tolune, xylene, ethylbenzene, styrene, dan isopropylbenzene.
Tentu saja berbeda dengan popok kain yang terkenal aman karena tidak mengandung bahan kimia. Tikus-tikus percobaan tidak mengalami gangguan pernafasan seperti tikus-tikus yang terkena emisi diaposable diaper. Jadi sekarang saatnya mempertimbangkan lagi penggunaan disposable diaper supaya bayi aman dari efek jangka panjang yang ditimbulkan oleh disposable diaper.
Studi sains yang dilakukan Kiel University Jerman pada tahun 2000 mengindikasikan kemandulan pria dengan meluasnya penggunaan disposable diaper yang menyebabkan suhu daerah testis lebih panas daripada suhu badan. Ini merupakan faktor yang signifikan terhadap menurunnya tingkat kesuburan kaum pria di Eropa Barat.
Ruam popok misalnya meningkat drastis dari 7,1% menjadi 61% dengan bertambahnya penggunaan disposable diaper menurut sebuah review  studi yang dilakukan Proctor and Gambles (The Landbank Consultancy Ltd, 1991). Anda bisa bayangkan keuntungan yang dimiliki pabrik pembuat krim anti ruam popok :-).